BATANG- Data dari Asosiasi Perlebahan Nasional saat ini kebutuhan madu
setiap bulannya mencapai 15.000 ton/bulan. Hal ini diungkapkan Ade
Rojak, Kepala Kantor Cabang PT Madu Pramuka Cabang Jateng di Batang,
baru-baru ini.
Dari kebutuhan sebanyak itu, lanjut dia, para
produsen baru bisa menyuplai 10.000 ton/bulan. Sementara perusahan milik
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang dipimpinnya, hanya mampu
menyediakan 6 ton/bulan (setara 6.000 botol).
Pemasaran madu
dilakukan melalui toko swalayan, apotik, di Kwarda Pramuka Jateng, di Jl
Pahlawan, Semarang. Pembeli ada yang langsung datang ke tempat
kantornya, Jl Raya Kutosari, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.
Ia
mengatakan untuk menghasilkan 6.000 botol diperlukan sejumlah lebah
yang mendiami 5.000 koloni (stup/kotak). Saat ini, petani lebah
binaannya ada 150 orang, yang masing-masing peternak memiliki 30-35
stup. Mereka tersebar di berbagi daerah yang potensial dengan tanaman
randu, kelengkeng, rambutan, durian, dan karet.
Menurutnya pakan
menjadi salah satu kesulitan yang dihadapai dalam budidaya lebah. Sebab,
tanaman kapuk randu yang bunganya potensial untuk pakan populasinya
sudah menurun.
Melihat pangsa pasar yang baiki itu, PT Madu
Pramuka yang berkantor pusat di Komplek Widya Mandala Krida Bhakti
Pramuka (Wiladatika) Cibubur, Jakarta Timur, membuka pelatihan.
Kabid
Agribisnis Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan (BBMKP) Jateng Agus
Wariyanto, mengatakan, kesulitan pakan lebah akan diatasi melalui
peningkatan populasi tanaman kapuk randu.
Sumber. Suara Merdeka, Selasa (18/42006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar