Rabu, 11 Juni 2014

PEMANENAN DAN PASCA PANEN PRODUK LEBAH MADU

MADU Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar yang masih mempunyai keaktifan enzim diastase. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi madu adalah : 1. Ketersediaan pakan lebah pengasil nektar dan pollen/tepung sari bunga; 2. Cuaca, kelembapan dan termperatur udara; dan 3. Proporsi koloni lebah yang tertinggi pada saat produksi nektar paling banyak. Madu yang siap dipanen adalah apabila sisiran sarang yang berisi madu telah tertutup oleh lilin lebah. Sebagai pedoman, tunggulah hingga paling sedikit sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup lilin. Hal ini dilaksanakan agar kadar air madu tidak terlalu tinggi (+/- 20%). Cara panenan madu adalah sebagai berikut : 1. Sisiran (frame) sarang yang penuh madu diambil dari stup kemudian dihentakan agak kuat untuk menurunkan lebah-lebahnya; 2. Lebah yang masih tersisa dan menempel pada frame dibersihkan dengan menggunakan sikat lebah. 3. Untuk membuka sel-sel sarang berisi madu dilakukan pengupasan dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih; 4. Setelah tutup sel-sel dibuka, sisiran-sisiran sarang kemudian dimasukan ke dalam ekstraktor untuk mengeluarkan madunya; 5. Setelah diambil madunya, sisiran-sisiran sarang dikembalikan ke dalam stup untuk diisi kembali oleh lebah. POLLEN Pollen atau tepung sari bungan adalah hasil alam dari anther bunga yang merupakan sel-sel kelamin jantan tambahan dalam bentuk butiran atau serbuk halus. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengupulkan dan membawa pollen dalam bentuk pellet dari bagian bunga tersebut yang disimpan dalam keranjang pollen (corbiculla) di kaki belakang lebah pekerja. Pollen dapat dipanen dari lebah pekerja lapangan yang baru kembali dari lapangan ke sarang. Pollen yang berbentuk pellet dan menempel pada keranjang pollen tersebut akan terlepas pada saat lebah pekerja masuk melalui lubang sempit yang merupakan perangkap pollen (pollentrap). Pollen yang jatuh akan ditampung dalam wadah penampung pollen dari alat pollentrap. Pada saat dipanen, pollen agak basah dan perlu dikeringkan untuk mencegah kerusakan oleh jamur dan peragian. Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari atau menggunakan alat pengering (oven) dengan suhu 60oC. Pollen yang telah dikeringkan (kering udara) dapat disimpan hingga satu tahun, namun akan kehilangan katabilitasnya maupun nilai gizinya. Untuk meningkatkan daya simpan, pollen dapat disimpan dalam refrigerator (lemari es) atau freezer. Pollen dapat digunakan untuk berbagai tujuan, dan salah satu penggunaan terbesar adalah untuk diberikan kembali pada koloni lebah pada saat pollen langka di lapangan. ROYAL JELLY Royal jelly merupakan bahan makanan yang diperuntukan bagi semua tetasan lebah (larva) umur 1 – 3 hari, dan makanan utama larva calon ratu (queen cell) dan ratu lebah yang terus diberikan sampai lebah ratu mati. Royal jelly ini dihasilkan oleh lebah madu dari jenis lebah pekerja muda (umur 3 – 13 hari) dan disekresikan melalui kelenjar hipofarink (kelenjar ujung tenggorokan) dari proses metabolisme dengan bahan baku madu dan pollen. Metode produksi royal jelly pada prinsipnya sama dengan produksi ratu lebah, yaitu merupakan hasil modifikasi teknologi menggunakan mangkokan-mangkokan ratu yang diisi larva umur 1 – 2 hari dan dipasangkan pada bingkai frame untuk selanjutnya dimasukan ke dalam koloni cell builder. Pemanenan royal jelly dilakukan setelah 3 – 4 hari dari mulai grafting (memindahkan larva lebah ke mangkokan ratu).